Friday, May 29, 2009

MENGENAL ALLAH

Tak kenal maka tak sayang, demikian bunyi pepatah. Banyak orang mengaku mengenal Allah, tapi mereka tidak cinta kepada Allah. Buktinya, mereka banyak melanggar perintah dan larangan Allah. Sebabnya, ternyata mereka tidak mengenal Allah dengan sebenarnya.

Sekilas, membahas persoalan bagaimana mengenal Allah bukan sesuatu yang asing. Bahkan mungkin ada yang mengatakan untuk apa hal yang demikian itu dibahas? Bukankah kita semua telah mengetahui dan mengenal pencipta kita? Bukankah kita telah mengakui itu semua?

Kalau mengenal Allah sebatas di masjid, di majelis dzikir, atau di majelis ilmu atau mengenal-Nya ketika tersandung batu, ketika mendengar kematian, atau ketika mendapatkan musibah dan mendapatkan kesenangan, barangkali akan terlontar pertanyaan demikian.

Yang dimaksud dengan mengenal Allah yaitu mengenal Allah yang akan membuahkan rasa takut kepada-Nya, tawakal, berharap, menggantungkan diri, dan ketundukan hanya kepada-Nya. Sehingga kita bisa mewujudkan segala bentuk ketaatan dan menjauhi segala apa yang dilarang oleh-Nya. Yang akan menenteramkan hati ketika orang-orang mengalami gundah-gulana dalam hidup, mendapatkan rasa aman ketika orang-orang dirundung rasa takut dan akan berani menghadapi segala macam problema hidup.

Faktanya, banyak yang mengaku mengenal Allah tetapi mereka selalu bermaksiat (dan ingkar) kepada-Nya siang dan malam. Lalu apa manfaat kita mengenal Allah kalau keadaannya demikian? Dan apa artinya kita mengenal Allah sementara kita melanggar perintah dan larangan-Nya?

Maka dari itu mari kita menyimak pembahasan tentang masalah ini, agar kita mengerti hakikat mengenal Allah dan bisa memetik buahnya dalam wujud amal.

Mengenal Allah ada empat cara yaitu mengenal wujud Allah, mengenal Rububiyah Allah, mengenal Uluhiyah Allah, dan mengenal Nama-nama dan Sifat-sifat Allah.

Keempat cara ini telah disebutkan Allah di dalam Al Qur’an dan di dalam As Sunnah baik global maupun terperinci.

Ibnul Qoyyim dalam kitab Al Fawaid hal 29, mengatakan: “Allah mengajak hamba-Nya untuk mengenal diri-Nya di dalam Al Qur’an dengan dua cara yaitu pertama, melihat segala perbuatan Allah dan yang kedua, melihat dan merenungi serta menggali tanda-tanda kebesaran Allah seperti dalam firman-Nya: “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan pergantian siang dan malam terdapat (tanda-tanda kebesaran Allah) bagi orang-orang yang memiliki akal.” (QS. Ali Imran: 190)

Juga dalam firman-Nya yang lain: “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan pergantian malam dan siang, serta bahtera yang berjalan di lautan yang bermanfaat bagi manusia.” (QS. Al Baqarah: 164)

Mengenal Wujud Allah.

Yaitu beriman bahwa Allah itu ada. Dan adanya Allah telah diakui oleh fitrah, akal, panca indera manusia, dan ditetapkan pula oleh syari’at.

Ketika seseorang melihat makhluk ciptaan Allah yang berbeda-beda bentuk, warna, jenis dan sebagainya, akal akan menyimpulkan adanya semuanya itu tentu ada yang mengadakannya dan tidak mungkin ada dengan sendirinya. Dan panca indera kita mengakui adanya Allah di mana kita melihat ada orang yang berdoa, menyeru Allah dan meminta sesuatu, lalu Allah mengabulkannya. Adapun tentang pengakuan fitrah telah disebutkan oleh Allah di dalam Al Qur’an: “Dan ingatlah ketika Tuhanmu menurunkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman ): ‘Bukankah Aku ini Tuhanmu’ Mereka menjawab: ‘(Betul Engkau Tuhan kami) kami mempersaksikannya (Kami lakukan yang demikian itu) agar kalian pada hari kiamat tidak mengatakan: ‘Sesungguhnya kami bani Adam adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan-Mu) atau agar kamu tidak mengatakan: ‘Sesungguhnya orang-orang tua kami telah mempersekutukan Tuhan sejak dahulu sedangkan kami ini adalah anak-anak keturunan yang datang setelah mereka.’.” (QS. Al A’raf: 172-173)

Ayat ini merupakan dalil yang sangat jelas bahwa fitrah seseorang mengakui adanya Allah dan juga menunjukkan, bahwa manusia dengan fitrahnya mengenal Rabbnya. Adapun bukti syari’at, kita menyakini bahwa syari’at Allah yang dibawa para Rasul yang mengandung maslahat bagi seluruh makhluk, menunjukkan bahwa syari’at itu datang dari sisi Dzat yang Maha Bijaksana. (Lihat Syarah Aqidah Al Wasithiyyah Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin hal 41-45)

Mengenal Rububiyah Allah

Rububiyah Allah adalah mengesakan Allah dalam tiga perkara yaitu penciptaan-Nya, kekuasaan-Nya, dan pengaturan-Nya. (Lihat Syarah Aqidah Al Wasithiyyah Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin hal 14)

Maknanya, menyakini bahwa Allah adalah Dzat yang menciptakan, menghidupkan, mematikan, memberi rizki, mendatangkan segala mamfaat dan menolak segala mudharat. Dzat yang mengawasi, mengatur, penguasa, pemilik hukum dan selainnya dari segala sesuatu yang menunjukkan kekuasaan tunggal bagi Allah.

Dari sini, seorang mukmin harus meyakini bahwa tidak ada seorangpun yang menandingi Allah dalam hal ini. Allah mengatakan: “’Katakanlah!’ Dialah Allah yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya sgala sesuatu. Dia tidak beranak dan tidak diperanakkan. Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan-Nya.” (QS. Al Ikhlash: 1-4)

Maka ketika seseorang meyakini bahwa selain Allah ada yang memiliki kemampuan untuk melakukan seperti di atas, berarti orang tersebut telah mendzalimi Allah dan menyekutukan-Nya dengan selain-Nya.

Dalam masalah rububiyah Allah sebagian orang kafir jahiliyah tidak mengingkarinya sedikitpun dan mereka meyakini bahwa yang mampu melakukan demikian hanyalah Allah semata. Mereka tidak menyakini bahwa apa yang selama ini mereka sembah dan agungkan mampu melakukan hal yang demikian itu. Lalu apa tujuan mereka menyembah Tuhan yang banyak itu? Apakah mereka tidak mengetahui jikalau ‘tuhan-tuhan’ mereka itu tidak bisa berbuat apa-apa? Dan apa yang mereka inginkan dari sesembahan itu?

Allah telah menceritakan di dalam Al Qur’an bahwa mereka memiliki dua tujuan. Pertama, mendekatkan diri mereka kepada Allah dengan sedekat-dekatnya sebagaimana firman Allah:

“Dan orang-orang yang menjadikan selain Allah sebagai penolong (mereka mengatakan): ‘Kami tidak menyembah mereka melainkan agar mereka mendekatkan kami di sisi Allah dengan sedekat-dekatnya’.” (Az Zumar: 3 )

Kedua, agar mereka memberikan syafa’at (pembelaan ) di sisi Allah. Allah berfirman:

“Dan mereka menyembah selain Allah dari apa-apa yang tidak bisa memberikan mudharat dan manfaat bagi mereka dan mereka berkata: ‘Mereka (sesembahan itu) adalah yang memberi syafa’at kami di sisi Allah’.” (QS. Yunus: 18, Lihat kitab Kasyfusy Syubuhat karya Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab)

Keyakinan sebagian orang kafir terhadap tauhid rububiyah Allah telah dijelaskan Allah dalam beberapa firman-Nya:
“Kalau kamu bertanya kepada mereka siapakah yang menciptakan mereka? Mereka akan menjawab Allah.” (QS. Az Zukhruf: 87)
“Dan kalau kamu bertanya kepada mereka siapakah yang menciptakan langit dan bumi dan yang menundukkan matahari dan bulan? Mereka akan mengatakan Allah.” (QS. Al Ankabut: 61)
“Dan kalau kamu bertanya kepada mereka siapakah yang menurunkan air dari langit lalu menghidupkan bumi setelah matinya? Mereka akan menjawab Allah.” (QS. Al Ankabut: 63)

Demikianlah Allah menjelaskan tentang keyakinan mereka terhadap tauhid Rububiyah Allah. Keyakinan mereka yang demikian itu tidak menyebabkan mereka masuk ke dalam Islam dan menyebabkan halalnya darah dan harta mereka sehingga Rasulullah mengumumkan peperangan melawan mereka.

Makanya, jika kita melihat kenyataan yang terjadi di tengah-tengah kaum muslimin, kita sadari betapa besar kerusakan akidah yang melanda saudara-saudara kita. Banyak yang masih menyakini bahwa selain Allah, ada yang mampu menolak mudharat dan mendatangkan mamfa’at, meluluskan dalam ujian, memberikan keberhasilan dalam usaha, dan menyembuhkan penyakit. Sehingga, mereka harus berbondong-bondong meminta-minta di kuburan orang-orang shalih, atau kuburan para wali, atau di tempat-tempat keramat.

Mereka harus pula mendatangi para dukun, tukang ramal, dan tukang tenung atau dengan istilah sekarang paranormal. Semua perbuatan dan keyakinan ini, merupakan keyakinan yang rusak dan bentuk kesyirikan kepada Allah.

Ringkasnya, tidak ada yang bisa memberi rizki, menyembuhkan segala macam penyakit, menolak segala macam marabahaya, memberikan segala macam manfaat, membahagiakan, menyengsarakan, menjadikan seseorang miskin dan kaya, yang menghidupkan, yang mematikan, yang meluluskan seseorang dari segala macam ujian, yang menaikkan dan menurunkan pangkat dan jabatan seseorang, kecuali Allah. Semuanya ini menuntut kita agar hanya meminta kepada Allah semata dan tidak kepada selain-Nya.

Mengenal Uluhiyah Allah

Uluhiyah Allah adalah mengesakan segala bentuk peribadatan bagi Allah, seperti berdo’a, meminta, tawakal, takut, berharap, menyembelih, bernadzar, cinta, dan selainnya dari jenis-jenis ibadah yang telah diajarkan Allah dan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.

Memperuntukkan satu jenis ibadah kepada selain Allah termasuk perbuatan dzalim yang besar di sisi-Nya yang sering diistilahkan dengan syirik kepada Allah.
Allah berfirman di dalam Al Qur’an:
“Hanya kepada-Mu ya Allah kami menyembah dan hanya kepada-Mu ya Allah kami meminta.” (QS. Al Fatihah: 5)

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam telah membimbing Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhu dengan sabda beliau:
“Dan apabila kamu minta maka mintalah kepada Allah dan apabila kamu minta tolong maka minta tolonglah kepada Allah.” (HR. Tirmidzi)

Allah berfirman:
“Dan sembahlah Allah dan jangan kalian menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun” (QS. An Nisa: 36)

Allah berfirman:
“Hai sekalian manusia sembahlah Rabb kalian yang telah menciptakan kalian dan orang-orang sebelum kalian, agar kalian menjadi orang-orang yang bertaqwa.” (QS. Al Baqarah: 21)

Dengan ayat-ayat dan hadits di atas, Allah dan Rasul-Nya telah jelas mengingatkan tentang tidak bolehnya seseorang untuk memberikan peribadatan sedikitpun kepada selain Allah karena semuanya itu hanyalah milik Allah semata.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: “Allah berfirman kepada ahli neraka yang paling ringan adzabnya. ‘Kalau seandainya kamu memiliki dunia dan apa yang ada di dalamnya dan sepertinya lagi, apakah kamu akan menebus dirimu? Dia menjawab ya. Allah berfirman: ‘Sungguh Aku telah menginginkan darimu lebih rendah dari ini dan ketika kamu berada di tulang rusuknya Adam tetapi kamu enggan kecuali terus menyekutukan-Ku.” ( HR. Muslim dari Anas bin Malik Radhiallahu ‘Anhu )

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: “Allah berfirman dalam hadits qudsi: “Saya tidak butuh kepada sekutu-sekutu, maka barang siapa yang melakukan satu amalan dan dia menyekutukan Aku dengan selain-Ku maka Aku akan membiarkannya dan sekutunya.” (HR. Muslim dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu )

Contoh konkrit penyimpangan uluhiyah Allah di antaranya ketika seseorang mengalami musibah di mana ia berharap bisa terlepas dari musibah tersebut. Lalu orang tersebut datang ke makam seorang wali, atau kepada seorang dukun, atau ke tempat keramat atau ke tempat lainnya. Ia meminta di tempat itu agar penghuni tempat tersebut atau sang dukun, bisa melepaskannya dari musibah yang menimpanya. Ia begitu berharap dan takut jika tidak terpenuhi keinginannya. Ia pun mempersembahkan sesembelihan bahkan bernadzar, berjanji akan beri’tikaf di tempat tersebut jika terlepas dari musibah seperti keluar dari lilitan hutang.

Ibnul Qoyyim mengatakan: “Kesyirikan adalah penghancur tauhid rububiyah dan pelecehan terhadap tauhid uluhiyyah, dan berburuk sangka terhadap Allah.”

Mengenal Nama-nama dan Sifat-sifat Allah

Maksudnya, kita beriman bahwa Allah memiliki nama-nama yang Dia telah menamakan diri-Nya dan yang telah dinamakan oleh Rasul-Nya. Dan beriman bahwa Allah memiliki sifat-sifat yang tinggi yang telah Dia sifati diri-Nya dan yang telah disifati oleh Rasul-Nya. Allah memiliki nama-nama yang mulia dan sifat yang tinggi berdasarkan firman Allah:

“Dan Allah memiliki nama-nama yang baik.” (Qs. Al A’raf: 186)

“Dan Allah memiliki permisalan yang tinggi.” (QS. An Nahl: 60)

Dalam hal ini, kita harus beriman kepada nama-nama dan sifat-sifat Allah sesuai dengan apa yang dimaukan Allah dan Rasul-Nya dan tidak menyelewengkannya sedikitpun. Imam Syafi’i meletakkan kaidah dasar ketika berbicara tentang nama-nama dan sifat-sifat Allah sebagai berikut: “Aku beriman kepada Allah dan apa-apa yang datang dari Allah dan sesuai dengan apa yang dimaukan oleh Allah. Aku beriman kepada Rasulullah dan apa-apa yang datang dari Rasulullah sesuai dengan apa yang dimaukan oleh Rasulullah” (Lihat Kitab Syarah Lum’atul I’tiqad Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin hal 36)

Ketika berbicara tentang sifat-sifat dan nama-nama Allah yang menyimpang dari yang dimaukan oleh Allah dan Rasul-Nya, maka kita telah berbicara tentang Allah tampa dasar ilmu. Tentu yang demikian itu diharamkan dan dibenci dalam agama. Allah berfirman:
“Katakanlah: ‘Tuhanku hanya mengharamkan perbuatan yang keji, baik yang nampak ataupun yang tersembunyi, dan perbuatan dosa, melanggar hak manusia tampa alasan yang benar, (mengharamkan) mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah tidak menurunkan hujjah (keterangan) untuk itu dan (mengharamkan) kalian berbicara tentang Allah tampa dasar ilmu.” (QS. Al A’raf: 33)

“Dan janganlah kamu mengatakan apa yang kamu tidak memiliki ilmu padanya, sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati semuanya akan diminta pertanggungan jawaban.” (QS. Al Isra: 36)

Wallahu ‘alam

sumber : http://www.asysyariah.com/syariah.php?menu=detil&id_online=30

Tuesday, May 26, 2009

Ustaz Abdullah Hamzah, Murabbi Lagenda Sandakan

Blog ini disapa oleh Abamuaz. Respon pertama. Jika tidak silap, abamuaz ialah Ustaz Abdullah Hamzah. Terima kasih di atas respon tersebut

Saya tidak mengenali Ustaz Abdullah Hamzah tetapi saya sangat kagum dengan ustaz. Dah lama saya cuba mengenali beliau melalui sahabat dan anak didikan beliau. Kenapa saya kagum dengan beliau?. jawapannya, Kekuatan tarbiah yang membenihkan kader dakwah di kalangan remaja.

Bagi saya, beliau adalah murabbi lagenda sandakan. berjaya menghasilkan benih-benih dakwah di bumi gersang dakwah, sandakan. Beliau umpama TG Yahya Othman, Ustaz Abu bakar Chik, TG Abdul Ghani Shamsudin, TG Siddiq Fadzil bagi gerakan Islam di negara ini. Jika bersempatan, saya sering cuba mencungkil rahsia tarbiah beliau daripada mustaman dan hasli serta rakan beliau, ustaz kamarudin. Saya juga melihat anak didik beliau yang aktif berorgamisasi seperti asti toba.

Saya berazam untuk mencontohi gerak kerja beliau, menghasilkan benih dakwah di sekolah sebelum pulang dijemputNya. Jika Ustaz Abdullah membaca tulisan ini, saya mengharapkan ustaz aktifkan blog ustaz dengan tip2 tarbiah remaja atau emailkan, spaqsandakan@gmail. Saya secara peribadi memerlukan tunjuk ajar ustaz. Bantuan ustaz sangat saya hargai.

Untuk pengetahuan ustaz, saya adalah manusia yang berasal daripada lubuk sekular. Dalam SPAQ ada beberapa ustaz. Kami baru ingin memulakan langkah dengan pelbagai kesempitan(ilmu, masa, tenaga, wang, idea). Pada peringkat ini, kami dianggap baru dilahirkan. Nak bersuara pun tak mampu lagi. Semoga ustaz mendoakan kemudahan bagi kami..

ridhwan
pengendali blog SPAQ Sandakan

Sunday, May 24, 2009

Kenapa Pelajar Maahad Cemerlang?


Tulisan : Cikgu nik
Bekan Pengajar Maahad Muhammadi Perempuan, Kota Bharu

( PK HEM Maahad Muhammadi Gua Musang)
Penasihat BT


Saya rasa teruja dengan kecemerlangan berganda yang telah dihasilkan oleh pelajar Maahad Muhammadi Perempuan. Memang hebatlah. Kejayaan Nik Madihah adalah yang menarik dan terbaik kerana ia berasal dari keluarga yang susah.Atas kehebatan itu maka saya rasa ingin berkongsi pengalaman saya mengajar di Maahad selama tujuh tahun 1976-2003. Saya mula mengajar sekali lah dengan cikgu Razali( papa li) dia masuk awal tahun dan saya masuk tengah tahun.

Pada tahun itu ( atau tahun sebelum, saya lupa dah) Mahaad telah mengejutkan semua dimana 3 pelajarnya dapat 10A1,peringkat Malaysia.di mana pada masa itu boleh ambil setakat 10 jah. Kemudian selang beberapa tahun Hafilah Musa pula muncul sebagai terbaik Malaysia dengan keputusan 11A1 (kalau tak silaplah).

Saya pernah juga terfikir dan berbincang dengan rakan-rakan guru yang lain. Macam mana pelajar maahad boleh jadi begitu cemerlang. Kalau nak kata gurunya terlatih dan pengalaman, rasanya tak berapa..sebab ramai yang pada masa itu tak ada diploma pendidikan, dan rata-rata cikgu yang mengajar di situ sekajap saja. Dua tiga tahun bertukar atau masuk kementerian. Guru sekolah lain berkursus setiap masa, kita pada masa itu nak jumpa kursus setahun pun payah. Rasa-rasanya mereka lebih hebat ilmu mengajar dan pengalaman kursus daripada kami.

Cuma satu perkara yang istimewa yang ada pada guru mmp pada masa itu dan saya rasa sekarang pun macam tu ialah mereka ikhlas mengajar.Mereka bertugas dan mengajar lebih daripada yang sepatutnya. Dan tak mengarapkan lebih. Kalau ada bonus Alhamdulillah kalau tak ada pun, usaha yang lebih tidak berkurang. Perbincangan tentang gaji dan habuan di bilik guru atau kantin sangat sedikit, kadang-kadang tak bincangpun.

Kalau nak kata pentadbiran cekap dan hebat, boleh lah sikit-sikit nanti apa kata pengetua pula (merujuk pada masa itu saja). Namun kalau nak bandingkan dengan sekolah MARA atau Asrama Penuh atau sekolah Bestari, jauhlah. Ada itu ini, perasarana pula tak usah ceritalah hebatnya mereka.Manakala pengetua MMP bertukar lebih kurang dua atau tiga tahun sekali. Sampai ada yang berkata di kalangan kami marilah pengetua dan guru mana-mana pun maahad akan terus cemerlang. ( Tapi saya percaya dengan pentadiran Mak Su Nah ( Mudirah loni) dialah orang yang paling lama di mmp kata orang paling banyak makan garam)

Sebaliknya boleh dikatakan guru menjadi cemerlang sebab duduk mengajar di MMP.Pernah seorang guru mengajar lebih kurang, tak buat persediaan. Dia diberi mengajar dikelas terkebelakang tingkatan tiga, masuk kelas relex. Akibatnya pelajar Tanya macam-macam tak terjawab dia. Rupa-rupanya kelas tu kelas pandai, Cuma disusun secara terbalik. Esoknya guru itu bertukung lumus buat persediaan mengajar takut kena soal oleh para pelajar. Pada masa itu kawan saya yang paling rapat ialah cikgu razali dan ustaz Adli dan merekalah paling mempuanyai persedian mengajar.

Saya sendiri masih (InsyaAllah) membawa kecermelangan dari MMP sehingga ke hari ini, iaitu penerbitan Buletin Tarbiah. Satu-satunya penerbitan yang berkala seminggu sekali sejak tahun 2000. Sehingga dapat dikembangkan kepada satu lagi penerbitan iaitu Risalah Tarbiah yang terbit setiap hari Jumaat.

Satu lagi alasan yang diberi ialah pelajar yang masuk MMP adalah pelajar yang pintar. Memang lah nak masuk MMP sangat payah, terpaksa bersaing..bayangkan 1000 lebih yang memohon tapi yang nak ambik setakat 300 saja ( pada masa itu), Terak-terak
Akibat nya ada yang lebih daripada 50 satu kelas. Pelajar bijak sama lah seperti sekolah hebat yang lain malah ada sekolah yang ambil semua pelajar 5A UPSR.

Lalu adalah yang berkata di kalangan kami, budaya belajar di MMP adalah budaya belajar yang cemerlang. Tengoklah bagaimana cara Siti Fatimah belajar, petang belajar lagi. Sebenarnya itulah budaya belajar MMP, bukan hanya Siti Fatimah seorang, budaya macam ni sudah wujud lama. Pondok atau wakaf ilmu yang dibina dimanafaatkan sepenuhnya oleh pelajar.

Akhirnya ramai dikalangan kami bersetuju bahawa kecermerlangan MMP yang utama ialah KEBERKATAN BUMI MAAHAD. Kita akan rasa lain mengajar disana.Seronok dan puas hati. Begitu juga dengan pelajar seronok dan puas hati.Di situlah lahirnya ulama-ulama yang terkenal dan tempat awal orang mencari ilmu agama dalam bentuk sekolah yang tersusun. Kalau universiti ia boleh disamakan dengan UM. Kalau pelajar yang bermasalah dia tak boleh lama duduk mmp, tak selesa. Kalau pelajar kurang pandai maka dia terpaksa berusaha bersungguh-sungguh supaya pandai.

Tulisan ini adalah pengalaman saya 7 tahun yang lepas, mungkin tak sesuai situasi MMP loni. Namun itulah yang dikatakan pengalaman.InysaAll ah jika diizinkan Allah saya pun nak hantar anak ke MMP untuk mereka belajar erti kecemerlangan di dunia dan akhirat

Semua Remaja Perempuan Bermasalah Pernah Laku Sek


KUALA LUMPUR 26 Feb. – Sungguh mengejutkan apabila kajian seorang akademik tempatan mendapati kesemua 887 pelajar perempuan yang dikategorikan sebagai “berisiko tinggi” yang menuntut di sekolah menengah di sebuah negeri kecuali seorang, mengaku pernah melakukan hubungan seks.

Penemuan yang amat membimbangkan itu menunjukkan kemerosotan mendadak nilai moral remaja perempuan di negara ini dibuat oleh Pakar Psikologi Kanak-Kanak dan Remaja dari Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM). Dr. Khaidzir Ismail melalui “Kajian Profil Remaja Perempuan Risiko Tinggi terhadap kalangan remaja perempuan berisiko tinggi atau bermasalah”.

Mereka yang berisiko tinggi itu terdiri daripada pelajar perempuan yang mempunyai masalah disiplin seperti kerap ponteng sekolah, melawan cakap guru dan sering melakukan salah laku lain serta berlatarbelakangkan keluarga yang bermasalah.

Melalui kajian selama tiga bulan yang berakhir Disember 2006 itu membabitkan pelajar menengah terdiri daripada tingkatan satu hingga lima, sebanyak 20 orang pelajar berisiko tinggi daripada setiap sekolah dipilih kaunselor sekolah masing-masing sebagai responden.
“Sungguh menyedihkan dan mengejutkan kerana daripada kesemua responden yang ditemu bual itu hanya seorang mengaku tidak pernah melakukan hubungan seks.
“Ini keputusan yang amat memeritkan namun ianya adalah satu realiti yang harus kita terima,” katanya kepada Bernama di pejabatnya di Jabatan Psikologi dan Pembangunan Manusia, Fakulti Sains Sosial dan Kemanusian UKM Bangi dekat sini hari ini.

Difahamkan kajian terhadap pelajar perempuan berisiko tinggi itu dilakukan berdasarkan inisiatif kerajaan negeri berkenaan yang menyedari mengenai kemerosotan moral golongan remaja di negeri itu berdasarkan kepada pendedahan yang sering dibuat media.

Hasil penemuan daripada kajian itu diharapkan dapat membantu kerajaan negeri untuk merangka modul latihan khas yang terancang dan teliti yang sesuai diterapkan kepada golongan itu.

Khaidzir berkata, kajian itu juga mendapati pelajar perempuan yang berumur lingkungan 15 dan 16 tahun adalah paling berisiko untuk terjerumus dalam pelbagai masalah disiplin termasuk cuba melakukan hubungan seks buat pertama kali.

Katanya, kajian itu juga mendapati kebanyakan pelajar perempuan itu berasal daripada keluarga bermasalah seperti ibu bapa masing-masing yang mempunyai masalah psikologi, bercerai, mengalami masalah kewangan dan kebanyakannya tinggal di rumah kos rendah.
“Kajian juga menunjukkan bahawa masalah itu bukan berasal daripada pelajar itu sahaja tetapi juga disebabkan pengaruh masalah rumah tangga yang dihadapi oleh ibu bapa mereka akibat tekanan hidup dan masalah lain,” katanya.

Beliau berkata, selain terbabit dalam hubungan seks, kajian juga mendapati 98 peratus daripada mereka mengaku mengambil dadah, terlibat dalam kongsi gelap (98 peratus), bahan lucah (97.3 peratus), berjudi (96.8 peratus), vandalisme (85.4 peratus) dan ponteng sekolah (77.2 peratus).

Khaidzir berkata, hasil kajian itu adalah satu petunjuk bahawa generasi kini berhadapan dengan masalah sosial yang kritikal.
“Walaupun hasil kajian ini agak mengejutkan, namun semua pihak perlu sedar tentang peranan mereka untuk membantu pelajar terbabit, bukannya menunding jari dan menghukum tanpa memberi jalan penyelesaian terbaik,” katanya.

Katanya, kebanyakan pelajar itu mempunyai kekurangan daripada aspek kemahiran akademik, komunikasi, memiliki kendiri yang rendah, kawalan diri yang rendah dan kemahiran penyelesaian masalah yang rendah.

Saturday, May 23, 2009

ONANI

Askm…saya seorang remaja yang kerap melakukan onani..saya telah lakukan sejak umur 14 tahun..kini umur saya 24 tahun…saya telah beberapa kali untuk meniggalkan perbuatan ini tetapi tidak berhasil…apakah nasihat dr untuk saya meninggalkan perkara keji ini…apakah kesan daripada perbuatan onani ini…saya amat berharap dapat penjelasan dr..saya risau dr..tolonglah saya..saya tak sanggup lagi nak menanggung dosa perbuatan saya ini…

Onani atau masturbation ialah perbuatan mengeluarkan air mani dan memuaskan nafsu syahwat dengan menggunakan tangan atau alat-alat tertentu. Tidak ada sebarang nas yang jelas mengharamkan onani, namun kebanyakan ulama mengharamkannya, antaranya Imam Malik. Ia adalah berdasarkan firman Allah yang bermaksud: “Dan mereka (iaitu orang mukmin yang berjaya) memelihara kemaluan mereka melainkan kepada isteri-isteri dan hamba-hamba perempuan mereka, dan yang demikian itu tidaklah dicela. Dan sesiapa yang mencari yang lain daripada ini, mereka adalah golongan yang melampaui batas. ” (Surah Al-Mukminun ayat 6-7)

Berdasarkan ayat ini, syariat mengizinkan seseorang melepaskan syahwatnya kepada isteri-isteri dan hamba-hamba perempuan, dan yang lain daripada itu, termasuk onani, adalah diharamkan. Imam Ahmad bin Hanbal mempunyai pendapat yang berbeza. Onani, bagi beliau, termasuk di dalam aspek mengeluarkan sesuatu yang sudah berlebihan, justeru ia diharuskan dan tidak diharamkan.

Pendapat ini diperkukuhkan oleh Ibn Hazm. Imam Abu Hanifah pula mengharuskannya di dalam dua keadaan, pertama ketika dikhuatiri akan berzina dan kedua, bagi mereka yang tidak mampu untuk berkahwin. Justeru, Islam memberi beberapa kelonggaran berhubung dengan onani. Walau bagaimanapun, apabila seseorang berasa terangsang untuk melakukan onani kerana sering kali melihat gambar dan video lucah atau membaca buku-buku lucah hukum haram adalah lebih sesuai baginya.

Antara perkara yang perlu dilakukan untuk mengawal gelora nafsu seks ialah:

1- Menjaga ibadah teruatamanya yang wajib dan melaksanakannya dengan penuh khusyuk. Solat, sebagai contoh, jika dilakukan dengan khusyuk mampu mencegah seseorang daripada kemungkaran dan dosa. Dalam surah al-Ankabut ayat 45, Allah berfirman, “Sesungguhnya solat dapat mencegah seseorang dari perbuatan keji dan mungkar.”

2- Laksanakan puasa seminggu dua kali (hari Isnin dan Khamis) atau selang sehari (puasa Nabi Daud). Nabi bersabda yang bermaksud: “Wahai pemuda, sesiapa di antara kamu yang berkemampuan hendaklah dia berkahwin sebab perkahwinan dapat menundukkan pandangan dan memelihara kemaluan. Sesiapa yang tidak mampu untuk berkahwin hendaklah dia berpuasa.” (Riwayat Bukhari)

3- Libatkan diri dengan aktiviti kebajikan. Masukilah NGO kebajikan yang sesuai agar penglibatannya dapat dilakukan secara sistematik. Dalam surah al-Haj ayat 77 Allah berfirman, “Rukuk dan sujudlah dan laksanakanlah ibadah serta lalukanlah kebaikan semoga dengan itu kamu akan berjaya”.

4- Banyaklah memejam mata (bukan tidur) dan pada ketika yang sama denyutkan lidah dan hati untuk berzikir kepada Allah. Dalam surah Al-Ahzab ayat 35 Allah menceritakan tentang golongan yang mendapat ganjaran yang istimewa daripada Allah. Antaranya ialah, “Golongan lelaki dan wanita yang banyak berzikir kepada Allah, Allah janjikan bagi mereka keampunan serta ganjaran yang besar.” Nabi menggelar golongan yang banyak berzikir kepada Allah sebagai Al-Mufarridun. Mengikut Imam Muslim nabi bersabda, “Golongan Al-Mufarridun akan mendahului.” Sahabat-sahabat bertanya, “Siapakah mereka yang mufarridun itu ya Rasulullah?” Bersabda nabi, “Lelaki dan perempuan yang banyak berzikir kepada Allah.”

5- Berikan tumpuan kepada pelajaran. Letakkan satu matlamat pencapaian yang hendak dicapai berhubung pelajaran itu, sebagai contoh, hendak mendapat semua A, dan selepas itu susuli dengan tumpuan dan usaha. Allah berfirman dalam surah At-Taubah ayat 122, “Tidak sepatutnya bagi orang-orang yang mukmin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi daripada tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalami pengetahuan mereka tentang agama untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka kembali kepada mereka supaya mereka itu dapat menjaga diri.” Ayat ini menjelaskan tentang kepentingan sebahagian daripada umat Islam terlibat dalam bidang peperangan dan sebahagian yang lain mendalami ilmu-ilmu agama agar mereka dapat mengingatkan rakan-rakan mereka yang lain tentangnya. Inilah yang dimaksudkan dengan ilmu fardu kifayah dan ilmu fardu kifayah melibatakan agama dan kehidupan, termasuk aspek sains dan teknologi.

6- Berkawanlah dengan golongan yang baik. Berhati-hatilah ketika memilih kawan. Mengikut Imam Tirmizi, Nabi bersabda yang bermaksud, “Manusia mengikut agama kawannya. Maka hendaklah diperhatikan orang yang hendak dijadikan sebagai kawan”.

Semoga Allah mempermudahkan.

Dr Danial Zainal Abidin

KELAB TIADA DARA


KUALA LUMPUR: Sekali pandang mereka seperti gadis remaja yang dikawal ibu bapa. Namun, sebenarnya golongan terbabit mengamalkan seks bebas dengan gemar bertukar-tukar teman lelaki berdasarkan simbol tatu kekal pada badan.

Tatu terbabit menandakan mereka menjadi ahli ‘kelab tiada dara’ yang hanya dikenali orang tertentu atau kaki tatu, antaranya lambang cinta retak, kala jengking, bunga ros layu dan kupu-kupu merah.

Gadis cetek ilmu agama berkenaan sanggup menahan sakit ketika mencacah tatu semata-mata untuk mendapatkan simbol tiada dara walaupun bayaran dikenakan setinggi RM150.

Trend terkini golongan terbabit itu diakui seorang gadis yang hanya mahu dikenali sebagai Kamalia atau Kim, 19.





Menurut Kim, minatnya terhadap simbol tatu tiada dara bermula selepas beberapa rakan tampil dengan bangga memperagakan tatu kepadanya.


Dia yang bekerja secara sambilan sebagai pelayan di sebuah pusat hiburan di sini, mendakwa rakannya termasuk bekas pelajar sekolah yang kerap bertukar-tukar teman lelaki memakai tatu terbabit sebagai lambang pernah melakukan hubungan seks dan kelompok yang tidak percaya kepada konsep ‘suci dan dara’.

“Golongan itu yang mempunyai idea bebas menganggap gadis suci dan tidak melakukan hubungan seks sebagai kolot dan ortodoks.

“Oleh itu, rakan saya mendapat idea memakai tatu di bahu atau belakang pinggang sebagai simbolik kumpulan tiada dara,” katanya.

Dia berkata, bagi golongan gadis yang memiliki tatu itu, mereka kerap mendapat jolokan sebagai golongan ‘barai’ iaitu merujuk kepada gadis hilang dara selepas menjalin hubungan seks bebas dengan teman lelaki.

Bagaimanapun, katanya, hanya sekelompok kecil mengetahui rahsia tatu berkenaan berdasarkan simbolnya.

Kim dipujuk rakan untuk membuat tatu sebagai tanda setia kawan sebelum dibawa ke sebuah kedai tatu milik seorang lelaki warga asing.

“Selepas melihat katalog gambar tatu yang diberikan, saya bersetuju membuat tatu di belakang bahu kanan dengan lambang hati terbelah selain singkatan huruf awal nama bekas teman lelaki yang pernah meniduri saya,” katanya.

Proses membuat tatu hanya mengambil masa sejam sambil rakan memberikannya semangat. Sebaik proses menyakitkan itu selesai, rakannya meraikan kejayaan membuat tatu itu di sebuah pusat hiburan.

Dia kemudian diajak rakan untuk bertemu beberapa teman lelaki di sebuah kafe di Bangsar. Pertemuan singkat itu bertukar kepada acara ‘cari dan padan’ apabila masing-masing memilih pasangan yang bukan hanya boleh dijadikan rakan santai, malah boleh diusung ke bilik tidur.

Kim mendakwa sudah mula terjebak dengan aktiviti seks bebas seawal usia 16 tahun apabila dipujuk teman lelaki pertamanya yang juga anak seorang ahli perniagaan terkenal.

“Cinta seks kami hanya bertahan dua bulan apabila teman lelaki berusia enam tahun lebih tua meninggalkan saya tanpa alasan pun. Saya dipikat pula seorang pelajar kolej sebelum turut berakhir di ranjang selepas hubungan cinta putus beberapa bulan.

“Selepas itu, cinta saya bersilih ganti sebelum bertukar menjadi hubungan seks tanpa membabitkan soal komitmen atau perasaan. Ia tidak lebih hanya untuk suka-suka dan sekali sekala mendapat imbuhan wang atau dibawa membeli-belah lelaki berkenaan,” katanya.

Dia yang berjaya dipujuk wartawan supaya mendedahkan kisah silamnya mendakwa tidak pernah menyesal dengan apa yang berlaku berikutan ibu bapanya sendiri tidak pernah bertanya atau kisah dengan perjalanan hidupnya selepas tamat tingkatan lima.

Sementara itu, penceramah bebas, Ustaz Mohd Ibrahim, berkata Allah s.w.t melaknat umatnya yang bertatu, apatah lagi mengamalkan seks bebas atau zina.

“Perbuatan memiliki tatu jelas ditegah dalam Islam dan jelas dinyatakan dalam hadis Rasulullah,” katanya.

Bagaimanapun, menurutnya, orang Islam yang sudah bertaubat dan tidak berupaya membuang tatu boleh menyimpannya asalkan berjanji untuk tidak mengulangi perbuatan itu lagi.

“Namun, sebaik-baiknya tatu berkenaan ditutup dengan kain ketika ingin mendirikan solat supaya tidak menimbulkan syak wasangka atau salah faham pada umat Islam lain,” katanya.


Harian Metro

Friday, May 15, 2009

Kalimat Tauhid

Dari Utsman Bin Affan RA, beliau berkata. Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda :

'sesungguhnya saya mengetahui satu kalimat, tidak ada seorang hamba pun yang mengatakannya dengan tulus ikhlas dari hatinya, melainkan dia akan terhindar dari api neraka, lalu Umar Bin Khattab berkata kepadanya(Uthman): 'saya akan memberitahukan kepada anda, apakah kalimat itu? Dia adalah kalimat tauhid yang dengannya Allah memuiakan Nabi Muhammad dan sahabat-sahabatnya, dia adalah kalimat taqwa yang diinginikan Rasul untuk diucapkan oleh pamannya Abu Thalib ketika meninggal dunia, iaitu penyaksian bahawasanya tiada Tuhan selain Allah' (HR Ahmad)